Archive for the ‘Matic’ Category

>Rem Belakang Suzuki Skydrive Lebih Pakem Pakai Kampas Rem RX-King

February 12, 2010

>OTOMOTIFNET – Dalam teknik berkendara, engine brake kerap dilakukan untuk membantu kerja rem dalam menghentikan laju motor. Nah ketika suatu motor tidak dapat memanfaatkan deselerasi mesin (engine brake) secara maksimal seperti di skutik, maka peran rem dituntut harus maksimal.

Hal itu tak terkecuali di skutik teranyar jebolan Suzuki, Skydrive. Namun begitu, sayangnya banyak pemilik si Dynamatic itu yang merasa rem belakangnya kurang oke. “Kalau handle ditarik penuh, rasanya rem belakang kurang menggigit,” keluh Abie, pemilik Suzuki Skydrive lansiran 2009. Ya iyalah.. kan gak punya gigi, hehe..

Tapi tenang! Sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan agar rem belakang Skydrive lebih sip yakni dengan memakai kampas rem belakang bawaan Yamaha RX-King (gbr.1). “Bagian kampas King lebih empuk dan tebal, otomatis rem jadi lebih menggigit,” yakin Ari Kristanto dari bengkel GMotor.

Oke langsung praktik ya! Pertama tebus dulu kampas rem belakang RX-King beserta per kampas ori seharga Rp 68 ribu. Emang sama? “Yups! Tapi kalau mau lebih klop, bagian ujung kampas RX-King (gbr.2) di gerinda dulu,” Yakin Ari.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Kalau sudah, langsung pasang yuk! Pertama, buka baut pengikat knalpot di blok mesin pakai kunci L-6. Setelah knalpot dilepas, dilanjutkan dengan mengendurkan baut pegangan knalpot dengan memanfaatkan kunci 14 (gbr.3).

Dari sini, pakai kunci ring 22 untuk membuka baut pengikat as roda belakang (gbr.4) sambil menekan tuas rem belakang. Setelah ban bisa dilepas, langsung aja lepas kampas rem Skydrive. Langsung ganti kampas dengan yang baru? Ow..ow… nanti dulu!

Nah berhubung posisi roda lagi lepas, biar afdol sekalian saja bersihin bagian teromol dan rumah dudukan kampas rem di blok CVT, dengan memakai kuas mungil atau sikat kawat. “Kalau peranti tersebut bersih, kinerja rem bisa lebih pakem,” tambahnya.

Sudah bersih? Lanjutkan dengan memasang kampas rem RX-King yang sudah ditebus tadi. Oh iya, jangan lupa pasang per kampas ori RX-King terlebih dulu sebelum kampas dipasang. Kalau sudah, berarti tinggal pasang pelek dan knalpot dengan membalik langkah yang sudah dilakukan dari awal.

Oke, monggo dicoba ya!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian

February 9, 2010

>


OTOMOTIFNETMemiliki tubuh lumayan besar, Yamaha Nouvo Z cukup nyaman digunakan untuk sehari-hari. Dengan jok panjang, lantas suspensi belakang pun sepasang, sehingga menurut beberapa orang, terasa lebih stabil dan nyaman.

Tapi, bukan tak mungkin kenyamanan ini dibarengi tarikan yang gahar. Seperti direkomendasi Mr. Testo, Yamaha Nouvo Z dengan piston berdiameter 63 mm ini dan sekaligus ini juga menjawab email Mr. Testo Friends yang masuk di mr.testo10@gmail.com.

LAWAN METROMINI

Kerap melewati lalu-lintas di Ibu Kota, bikin David, kerap mengandalkan Nouvonya untuk ke kantor. Kalau pakai mobil entah berapa lama ia akan sampai di tujuan, maklum supermacet.

“Belum lagi ada Metromini dan pengendara motor yang berseliweran,” ungkapnya. Akhirnya dipilih tunggangan roda dua. “Wah, kalau mesin standar sih kurang enak, nyalip Metromini lama,” tukasnya. Maka wajar kalau ia ingin Nouvo-nya galak di putaran menengah dan atas, buat nyalip-nyalip!

Racikan mesin diserahkan pada Kocek dari JP Racing, di kawasan Ciputat. “Itu gue bored-up aja, pakai piston Honda Tiger,” urai Kocek. Piston standar Nouvo yang berdiameter 50 mm pun membengkak jadi 63 mm.

“Pen pistonnya sih enggak diubah, sama-sama 15 (milimeter, red),” ungkapnya. Tak sekadar melebarkan mulut silinder, kepala silinder juga digarap. Cukup banyak komponen standar yang diberangus, masuk kardus. Klep diganti katup berdiameter 31 mm (in) dan 25,5 mm (ex).

Lantas noken as Kawahara K3 dipakai menggerakkan katup-katup yang per klep standarnya sudah ditambah lagi dengan per Honda Astrea Grand. “Kalau derajat noken asnya lupa!” kata Kocek yang kocak itu.


Piston Tiger, Tak Perlu Ubah Pen Piston

Per CVT, penentu akselerasi di putaran tengah

Race logic dikalibrasi dengan satelit

Karburator Keihin PE 28, sejuta umat karena karburasi akurat

Saluran masuk dan buang pun diporting agar aliran gas buang maupun bahan bakar yang masuk lebih lancar dan cepat melewati klep-klep yang sudah besar-besar itu. Nah, karburasi bahan bakarnya, digodok dalam karburator Keihin PE 28 yang jadi standar Honda NSR-SP.

Karburator ‘sejuta umat’ ini dipercaya mampu meracik udara dan bensin dengan baik, ke ruang bakar yang kini berisi piston Honda Tiger, namun masih pakai koil dan CDI standar itu.

Beranjak ke penyalur daya, pada rumah CVT ini cukup banyak ubahan. Seperti penggantian per CVT yang lebih keras dengan Kawahara 1.500 rpm.

“Kalau puli diubah sudutnya, jadi 13,5 derajat,” terang Kocek. Perubahan sudut puli ini berpengaruh pada percepatan beltnya bergeser, bukan? Sehingga akselerasi yang diinginkan pun didapat.

Sementara belt CVT-nya sih tetap standar, hanya roller ditukar. Kawahara juga, dengan berat 10 gram 3 buah, 3 buah lagi 8 gram. Saat dicoba Mr.Testo, tarikan Nouvo David memang cukup enak dipakai untuk lalu-lintas perkotaan. Begitu putaran menengah dan atas, tarikannya lebih cepat dibanding standarnya.

“Menyusul Metromini pun bisa lebih cepat!” kata David. Meski tidak untuk balapan, racikan seperti ini cukup bermanfaat untuk sehari-hari, bisa lebih cepat sampai di tujuan, dengan selamat tentunya.

Daftar komponen

Piston Tiger
125 ribu
Bubut Boring
200 ribu
Kem
350 ribu
Klep (ubah plus pasang)
800 ribu
Noken As
350 ribu
Roller/Set
75 ribu
Per CVT
75 ribu
Karburator Keihin PE28
600 ribu
Hasil tes

akselerasi

0-100 km/jam
13 detik
0-201 M
16 detik

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Skywave Pakai Pelek Gambot, Biar Tetap Stabil Bisa Aplikasi Arm Suspensi

January 27, 2010

>OTOMOTIFNET – Membengkaknya ban belakang pada ubahan lowrider, membuat konstruksi rancang bangun berubah total. Efeknya, bikin skutik terasa berat atau bahkan gak stabil saat diajak bermanuver.

Paling terasa di Suzuki Skywave yang menganut dual shock. “Biasanya kalau sudah aplikasi pelek lebar, bagian arm suspensi (AS) dan sok belakang sebelah kanan dirumahkan karena gak bisa dipasang,” urai Donny Permana dari rumah modifikasi Hantu Laut.

Lebih lanjut Donny menerangkan, kalau sudah begitu efeknya rebound sok yang tinggal sendiri itu jadi kelewat empuk. “Selain itu, handling Skyvie (Skywave) jadi gak balance lantaran memang gak dirancang bersok tunggal,” tambahnya.

Punya solusi? Yups! Pasang aja AS custom khusus buat pelek gambot di Skywave. Dengan mengaplikasi AS itu, dijamin kestabilannya terjaga atau minimal medekati standar, jadi tetap nyaman dipakai harian. Mau ikutan pasang? Tenang, Donny mau membeberkan rancang bangun AS buatannya. Simak ya!


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Hal pertama yang harus diperhatikan yakni bagian hub teromol belakang harus mengandalkan bawaan standar. Hal itu agar as roda belakang tetap nongol keluar sebagai pegangan arm suspensi layaknya konstruksi standar (gbr.1).

Masalah bahan, Donny mengandalkan pipa besi ukuran ¾ inci sepanjang kurang lebih 5 meter. Oke langkah awal, bentuk pipa tersebut menyerupai huruf U. Jarak antara kepala pipa menyesuaikan jarak antara kedua lubang baut AS yang tertanam di mesin (gbr.2).

Oh ya, panjang pipa tergantung undur-undur yang dipakai. Mudahnya, ukur jarak dari lubang baut AS di mesin sampai ke as roda belakang. Sampai sini, bagian pipa terdekat ban diberi cekungan agar tak mentok ke bibir ban belakang (gbr.3) dan bagian ujungnya dilubangi agar AS bisa diikat baut 12 ke blok mesin.

Lanjut, bikin tahanan AS ke as roda belakang yang dibentuk huruf L sebanyak dua buah yang nantinya dipasang vertikal, atas bawah (gbr.4) dan dilas ke bagian AS. Lebar besi L itu masing-masing mengikuti lebar offset pelek dari bagian palang ke bibir pelek. Kalau lebar bibir 7 inci, berarti lebar besi L juga 7 inci.


Gbr 5

Gbr 6

Nah kalau sudah, bagian kedua ujung pipa L yang bersentuhan dengan pelek belakang disambung pelat besi setebal 13 mm. Bagian tengah yang sejajar as roda harus dilubangi untuk dudukan bearing as roda belakang (gbr.5) dengan diameter lubang 29 mm.

Terakhir, tinggal bikin dudukan sokbreker belakang pakai pelat besi setebal 14 mm yang dilas ke bagian AS (gbr.6). Posisinya harus sejajar sok sebelah.

“Cara hitungnya, ukur aja dari as undur-undur ke anting sok di CVT,” tutup Donny yang juga bilang kalau mau terima beres, cukup rogoh kocek antara Rp 600 ribu-1,5 juta.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Bikin Pelek Jari-Jari Ring 17 Di Suzuki Spin, Pilihan Tampil Beda!

January 25, 2010

>

OTOMOTIFNET – Belakangan, banyak Suzuki Spin 125 mengaplikasi pelek jari-jari. Maklum, meski tampilan minimalis, tapi tetap keren plus resik. Cuma ya itu, emang mengadopsinya tak semudah membalik tangan. Perlu perhatikan beberapa hal.

Emang sih, aslinya yang model palang udah terlihat keren. Namun banyak juga yang pengin tampil beda dengan tipe jari-jari. “Buat gaul juga tambah sip, deh!” komentar Muhammad Rizzy dari Spinner Community (SC).

Oh ya, emang apa sih, sulitnya? Pastinya ada perbedaan pada as roda belakang untuk Spin,

“Jadi untuk Spin keluaran awal sampai pertengahan tahun 2008, as rodanya lebih kecil. Sedang untuk keluaran 2008 sampai sekarang as rodanya lebih besar, so jangan maksa deh, pasti gak masuk,” ucap mekanik Elvaris Motor (EM) yang bernama Yorri Sumual asal Menado, Sulut.


beda tahun beda as roda

bisa pakai tromol depan suzuki smash

Buat yang berminat mengubah pelek racing jadi jari-jari ada panduan jelasnya ala EM. Pertama, cek dulu daftar belanjaan yang harus dibeli(lihat list). Kalau urusan mencopot, gampang kok. Intinya, buka dulu bagian buritan yakni knalpot dengan kunci L-6 dan kunci T-12.


kunci 22 untuk buka as roda belakang

Lanjutkan, gunakan kunci ring 22 buat membuka as roda. Lalu untuk roda depan bisa dibuka dengan kunci ring 12-14 dua buah, langsung dibawa ke tukang setel pelek.

Oh iya, daftar belanjaan untuk jari-jari dapat ditebus di sini juga, biasanya mereka menyediakan sekalian jasa pasang dan setel peleknya.

Tapi ada catatan, “Sebelum bongkar, pastikan tukang setel pelek punya as roda belakang ukuran Spin, sebab kalau tidak urusan bongkar-membongkar jadi urusan tukang setel pelek, alias setel di motornya,” wanti mekanik yang jadi anggota SC dengan nomor anggota 068 ini.

Daftar belanjaan
teromol depan Suzuki Smash 100-150 ribu
Jari-jari ukuran 172 (depan) 30-50 ribu
Jari-jari ukuran 120(belakang) 30-60 ribu
Teromol belakang Spin 450 ribu
Pelek/rim aftermarket 300 ribu – 1 juta
Jasa setel pelek (depan+blkng) 40 ribu
Evaris Motor: 021-90373287 (Yorri)


Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Upgrade Kompresi Spin 125, Akselerasi Lebih Beringas

January 21, 2010

>OTOMOTIFNET – Banyak penguna Suzuki Spin 125 yang masuk dalam kategori penggila performa, merasa bahwa tunggangannya itu dianaktirikan. Lantaran kurangnya peranti pendukung pendongkrak performanya yang beredar di pasaran. “Sebel deh, cari part buat bikin kenceng skutik itu langka,” sahut Yorri dari Spinner Community.

Ah enggak usah sedih gitu, dong. Kan ada cara untuk mendongkrak performa skutik berikon Nirina Zubir ini. Metodenya gampang, tetapi untuk pemasangannya dibutuhkan tenaga profesional karena part yang diganti adalah piston (gbr.1).

Lho, seher aslinya memang kenapa? “Aslinya kan ukuran 53,5 mm dan itu ‘plek’ dengan punya Smash atau Shogun 125 (gbr.2). Enaknya lagi, karena satu bendera alias saudara, tidak perlu penyesuaian di pin pistonnya.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Kelar ganti piston, tes akselerasi pakai RaceLogic

Keuntungan lain, seher Smash profile mahkotanya jenong,” beber Muhammad Amin dari Sam Motor (SM) yang ngendon di kawasan Pal Batu, Menteng Dalam, Jakpus.

Otomatis karena profile kepala seperti itu, piston Smash dapat ‘meningkatkan kompresi kabut bahan bakar di ruang bakar. Ujung-ujungnya, akselerasi dapat terdongkrak lebih tinggi dari standarnya.

“Tapi ingat, kompresi bertambah sama dengan panas juga bertambah, lo,” ucap mekanik yang akrab dipanggil Amin ini sembari bilang, otomatis butuh bahan bakar beroktan tinggi pula.

Namun begitu, pada pengaplikasiannya, piston yang dapat ditebus dengan kisaran Rp 80 ribu ini perlu sedikit dimodifikasi untuk mengurangi panas yang berlebih. “Karena itu puncak mahkotanya dipapas 0,5 mm, dan untuk tempat yang berdekatan dengan klep in dan out juga dipapas 0,5 mm (gbr.3),” tambah ayah satu anak ini.

Kalau untuk pin di setang piston tidak berubah, bisa langsung pasang, tetap ukuran khas Suzuki yakni 14 mm. “Kalau sudah mengaplikasi cara ini, jangan lupa jaga mutu pelumasnya. Jangan keenakan betot tali gas terus,” tutup mekanik dengan logo Monas di kartu penduduknya.

Hasil tes RaceLogic
Jarak (Meter) Waktu (Detik)
Standar 0-100 09,5
0-200 13,4
Piston Smash 0-100 08,1
0-200 12,1

Sumber : ototips.otomotifnet.com

var geo_Partner = ‘d9d498ef-9201-4636-96ba-379cf375149f’; var geo_isCG = true;

>Kampas Rem Depan Spin Pakai Punya Shogun 125, Harga Sama Tapi Lebih Awet

January 18, 2010

>OTOMOTIFNET – Gara-gara sering bolak-balik bengkel ganti kampas rem depan Suzuki Spin 2007-nya, Yogi Permana, mahasiswa Interstudy, Jaksel merasa bosan. “Sudah umum bagi motormania, kalo ngerem pasti depan duluan. Makannya jadi cepet abis deh tuh kampas,” keluhnya.

Apalagi di skutik, pengoperasian rem kan di tangan semua (tuas kanan-kiri), baik rem depan atau belakang. Jadi ya wajar jika peranti itu cepat habis masa pakainya. Ditambah, kian tingginya jam terbang besutan dipakai sehari-hari.

Tapi tenang, Wicaksono mekanik dari Puspa Motor (PM) di daerah Lubang Buaya, Jaktim punya solusi bagi Spinner (pengguna Spin) soal kampas rem ini. “Salah satunya, bisa adopsi punya Suzuki Shogun SP 125 (gbr.1),” bilangnya.

Asyiknya, harga antara part milik Spin dengan Shogun sama, yakni Rp 37.000. “Meski begitu, masa pakai punya SP lebih lama dan awet. Karena permukaan kampasnya lebih padat dan agak tebal,” lanjut mekanik yang jago cari solusi ekonomis ini.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Hokeh, gak usah banyak cerita lagi. Mending sekarang kita praktikkan pemasangan pada Spin milik Ferry. Toh, untuk pengaplikasiannya simpel dan enggak perlu ada ubahan. “Jadi tinggal pasang aja,” tambah pria bersahaja ini.

Sekarang siapkan kunci-kunci yang dibutuhkan. Kunci L-5, kunci 12 dan obeng min (-). Lalu, lepas master rem bawah depan dari sokbreker menggunakan kunci 12. Setelah terlepas dari posisinya, pastikan kita lebarkan dulu sebelum memasang yang baru dengan menggunakan obeng min. “Alasannya, nanti di saat kita memasang yang baru tinggal langsung masuk,” sarannya.

Kemudian kita lepas baut pengungkit kampas rem depan Spin memanfaatkan kunci L-5 (gbr.2). Selanjutnya, kita bersihkan lebih dulu agar kotoran yang mengendap di dalam rumah kampas itu bersih. Bisa pakai kuas kecil atau sikat gigi. Setelah bersih, langsung kita masukan peranti baru yang sudah ditebus tadi (gbr.3).

Pemasangannya pun harus tepat dan presisi. Kalau sudah dipasang kembali kampas yang baru, sekarang pasang lagi master rem bawahnya seperti semula. Kancing kembali komponen tersebut menggunakan kunci 12 (gbr.4).

Setelah itu langsung lakukan ‘terapi’ rem dengan menggunakan tangan (kocok-kocok atau menarik tuas rem berulang-ulang). “Itu agar rem kembali padat dan pakem,” ungkapnya sembari bilang, langkah itu sekaligus untuk mengusir gelembung udara yang terperangkap di slang dan master rem besutan Anda.

Setelah semua dikerjakan, pastikan semua komponen yang dilepas tadi dirangkai kembali ke tempat semula. Langkahnya, tentu saja Anda sudah mahir melakukannya.

>Rawat Tali Gas Skutik, Hindari Nyelonong Sendiri

January 14, 2010

>

OTOMOTIFNET – Akibat tali gas (gbr.1) nyangkut, Bambang pemilik Yamaha Mio 2008 ini hampir celaka. Maklum, saat grip gas dipelintir, eh ogah balik lagi. Alhasil, skutik itu pun meraung keras dan nyelonong. Untung Bambang masih bisa meng-handle.

Tali gas pada skutik memang me­rupakan peranti penting. Karena pengoperasian besutan ber-CVT itu di situ. “Kan skutik enggak ada me­kanisme pemindah giginya, enggak kayak bebek atau sport. Kalo tali gasnya nyangkut, ya otomatis bisa ngacir sendiri,” kata Joko Sutopo, mekanik Sinergi Motor (SM).


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Wah kalo sudah kayak gitu, ba­ha­ya kan? Makanya, Bambang pun min­ta bantuan Joko untuk mengatasi be­sutannya. “Itu sih gampang. Tali gas nyangkut biasanya karena kinerja ka­wat bajanya seret, jadi mesti di­ber­sihin,” sahut Joko.

Masih kata mekanik yang bengkelnya ada di Jl. M. Yusuf Raya No.55, Depok Dua, Jabar ini, peranti itu harus rajin dirawat. Terlebih di musim hujan, karena karat yang disebabkan oleh air itu bisa mengganggu kerja naik-turun kabel gas.

Efeknya, jarum skep pada vakum di karburator tak mudah turun seperti sediakala. “Selain itu RPM pun tak turun dan gantung terus” jelas Joko sembari bilang, sebelum kawat bajanya putus, mending segera dilumasi agar kembali lancar.


Gbr 5

Caranya mudah. Siapkan aja alat kerjanya; obeng plus, kunci pas ukuran 12, T-10, bensin, plastik dan karet.

Tahap awal, Joko membuka baut yang mengunci di dek mesin, dek kolong sepatbor, dek bawah mesin dan batok lampu depan (gbr.2). “Buka baut dek pakai obeng plus, ya,” pesan mekanik ramah ini.

Lalu copot jok dan bagasi memakai kunci T-10 (gbr.3). Lalu lepas baut pengancing tali gas di karburator pakai kunci 12 pas (gbr.4).

Terus buka baut rumah tali gas yang menempel di setang dengan obeng plus. Kalau tali gas sudah lepas, kasih plastik yang diikat karet.

Baru siram bensin secukupnya ke dalam tali gas yang sudah diplastikin tadi (gbr.5). “Biar kotorannya keluar, maka tali gasnya dikocok-kocok, ya,” tutur mekanik berjenggot ini. Lakukan hal itu sampai kabel baja dalam tali gas bergerak lancar.

Jika sudah oke, silakan rapikan lagi komponen-komponen yang sudah dilepas tadi. Langkahnya, kebalikan waktu membuka tadi. “Ingat, rajin-rajin merawat tali gas, lo. Karena itu menyangkut keselamatan juga, tuh!” wanti Joko lagi.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Combi Brake Universal Ala Adi Sutisno Bisa Buat Semua Skutik

January 12, 2010

>

OTOMOTIFNET – Hingga saat ini, memang baru Honda yang punya teknologi pengereman ganda alias combi brake system (CBS). Yakni pada skutik terbarunya; Vario Techno. Teknologi ini dirasakan sangat membantu rider pemula yang belum paham betul cara mengoperasikan rem yang ideal.

Terutama ketika harus mengombinasi antara rem depan dengan rem belakang waktu melakukan pengereman mendadak maupun kala ngerem di tikungan.

Namun bagi pemilik skutik selain Vario Techno tak perlu cemburu. Untuk Vario biasa, toh bisa mengaplikasi perangkat CBS Vario Techno. Lantas bagaimana dengan skutik lain kayak Yamaha Mio, Nouvo, Suzuki Spin, Skywave, Skydrive dan merek non Jepang lain?

Nah, belum lama ini salah satu spesialis skutik yang bermarkas di Jl. Mawar, Rempoa, Bintaro, Jaksel, yakni XSpeed Matic (XSM) berhasil merancang sistem pengereman senada yang bisa diaplikasi pada skutik apa pun.


Memanfaatkan master rem belakang motor sebagai penggerak rem cakram depan

Konektor untuk menghubungkan kabel belakang standar dengan kabel penggerak master CBS

“Namun cara kerjanya berbeda dengan CBS keluaran Honda. Kalau punya Honda pakai sistem mekanis, maka bikinan gue kerjanya secara hidraulis. Mengandalkan master rem belakang motor lain,” bilang Adi Sutisna, bos XSM.

Selain itu, menurut Adi cara pemasangannya pun plug and play. “Tidak perlu mengubah apa-apa. Tinggal pasang doang. Karena sudah ada braket maupun konektornya. Baik itu kabel maupun slang rem tambahan untuk perangkat ini,” tambahnya.

Ia mengaku CBS universal rancangannya ini sudah menjalani trial and error pada Vario 2008 miliknya selama hampir satu tahun dengan dibawa jalan di berbagai kondisi jalan sejauh 35 ribu km.

“Sampai saat ini belum ada kendala sama sekali. Malah meski kampas rem belakang mulai tipis (pengereman tuas rem belakang jadi makin dalam), komposisi atau persentase pengereman depan tak berubah sama sekali. Beda dengan CBS Vario Techno yang otomatis akan berubah begitu kampas rem belakang mulai tipis,” terangnya.

Oh iya, Adi menerapkan komposisi pengereman 30% untuk bagian depan dan 100 persen untuk belakang (tuas rem kiri ditekan penuh). Karena dari riset yang ia lakukan, persentasi tersebut dianggap paling ideal untuk pemakaian ban berukuran apa saja.

Saat ini CBS buatannya sedang dalam proses hak paten. “Mudah-mudahan Januari ini hak patennya keluar,” harapnya. Jadi, hati-hati saja untuk yang hendak menirunya.

Nah, buat yang ingin mengaplikasinya di skutik kesayangan, harap bersabar dulu ya. Karena kata Adi, ciptaannya ini baru akan diproduksi massal Januri 2010, sembari menunggu hak ciptanya keluar.

“Tapi untuk yang mau pesan, bisa order dari sekarang. Harganya di bawah Rp 1 juta (kalau perangkat CBS Honda di atas Rp 1,2 juta) dan ada garansi selama 1 tahun,” tukasnya.

Sumber : ototips.otomotifnet.com