Archive for February, 2010

>Tanaman Sengon

February 17, 2010

>

Bagi anda yang mau berinvestasi tapi masih bingung dengan jenis investasi yang akan dipilih, budidaya pohon sengon mungkin bisa menjadi pilihan yang menguntungkan. Selain berpartisipasi dalam usaha penghijauan dan mensukseskan program satu orang satu pohon yang dicanangkan pemerintah, budidaya pohon sengon juga bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan.

Baca selanjutnya ….

>Atasi Gigi Sentrik Suzuki Smash Rompal, Cangkok Punya GL-100

February 16, 2010

>OTOMOTIFNET – Kalo pake celana kegedean, pasti gak enak, melorot melulu. Gitu juga di motor, jika keteng (cam chain) kendor, justru bikin tarikan gak enak plus menimbulkan suara berisik. Selain itu, siap-siap keluar budget ekstra untuk beli spare-part.


Gbr 1

Gbr 2

Bisa gitu, pemicunya karena motor (lagi-lagi) kurang perawatan. “Kalo dibiarkan akan merambat ke kruk as dan timing sprocket alias gigi sentrik belakang lama-lama rontok,” urai Nasrudin Kamil dari Ondol’s Selatan Motor (OSM). “Apalagi kalo mesin udah bore-up dan naik stroke, kinerjanya lebih berat lagi.”

Nah, menurut Kamil, kalau sudah rompal atau rontok, kudu siapkan dana lebih untuk mengganti kruk as dengan harga yang mencapai Rp 400 ribu lebih dan itu belum termasuk komponen lainnya. Busyet, mahal banget, biayanya!

Iya! Karena gigi sentrik Si Gesit Irit itu sudah nempel jadi satu dengan kruk as di sebelah kiri (gbr.1), tepatnya ada di bak kiri mesin yang terhalang magnet atau sepul pengapian saat membuka bak kiri mesin. Jadi mesti diganti sepaket.


Gbr 3

Gbr 4

“Beda dengan merek lain, kayak generasi Honda Supra X atau Yamaha. Kalo timing sprocket rontok bisa diganti sprocketnya saja. Eh, tapi Smash atau Shogun SP bisa juga dibuat kayak motor lain dan awalnya harus turun mesin,” ujar pria bermarkas di daerah Kostrad, Arteri Pondok Indah, Jaksel.

Trus, gimana dong? Tenang! M. Yusuf mekanik bengkel umum, Semangat Putra Motor (SPM), Purwokerto, memberi solusi dengan biaya murah. “Pengganti sprocketnya pake keluaran Honda GL 100 (gbr.2). Paling keluar duit sekitar Rp 350 ribu dan untuk ke depannya lebih tahan lama,” ujar mekanik yang banyak akal ini.

Untuk mengetahuinya, pertama buka bodi kiri dengan obeng (+), terus copot baut persneling dengan kunci ring 10. Setelah itu, lepas semua baut bak kiri mesin dengan kunci T-8 (gbr.3) dan copot baut pengikat magnet dengan kunci sok 17 (gbr.4).


Gbr 5

gbr 6

Lalu siapkan treker untuk mengeluarkan magnet atau sepul (gbr.5). Jangan lupa, bawahnya diberikan wadah penampung oli mesin, biar gak berceceran. “Kalo alat pembuka magnet gak punya, cukup diintip dari luar, akan terlihat komponen tadi,” tambah Yusuf.

Gimana rompal gak? Kalo iya, segera ganti dan harus turun mesin atau belah mesin. Sedang pemasangan gigi sentrik berikut kruk as tentu harus diserahkan ke tukang bubut, agar gir rantai keteng bisa dimasukkan (gbr.6). “Apabila terjadi rontok lagi akibat pemakaian, cukup dicabut aja girnya,” tutup Yusuf.

Okelah kalo begitu!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Deteksi Knalpot Honda Beat Meletup Saat Gas Di Tutup

February 15, 2010

>

OTOMOTIFNET – Menurut Ferdy, knalpot standar Honda BeAT-nya nembak-nembak? “Suaranya sih gak keras, tapi risih aja dengar dep..dep-nya,” katanya sambil menirukan suara letupan yang dimaksud. Malah, setelah sharing dengan sesama pengguna skutik itu, mereka juga mengalami hal sama.

Eits tenang Fer, gak perlu esmosi, hehe! BeAT nembak, tandanya ada beberapa bagian mesin patut dicek! Nah buat BeAT-mania yang tak kunjung menemukan jalan keluar soal letupan di knalpot standar BeAT, langsung simak ya!

Pertama cek SASS (gbr.1) (secondary air suplay system). “Fungsi SASS, mengatur semprotan udara bersih agar bereaksi dengan gas sisa pembakaran, yang nantinya diolah jadi gas ramah lingkungan,” buka Julius Jhonny dari bengkel Jhonny Holle Motor (JHM).


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Nah masalahnya, kalau flow pada komponen itu ada yang gak beres, bisa menimbulkan letupan. Sebaiknya, cek slang-slang SASS kalau-kalau ada yang terjepit atau terlipat. Nah kalau hal itu tak ditemui, langsung periksa katup di dalam SASS.

Katup itu berfungsi mengatur flow O2 (udara bersih) serta CO & HC dari sisa pembakaran mesin. Nah masalahnya, saat katup itu tak membuka-tutup secara sempurna, akibat adanya kotoran yang menyelinap ke permukaan katup.

“Itu sama saja ada gas yang keluar sebelum masuk ke ruang bakar. Efeknya, campuran bahan bakar di mesin jadi kacau,” sahut Jeffry Willar dari Mitra2000 yang juga bilang, minta bantuan bengkel resmi untuk membersihkan katup itu karena di dalam buku panduan manual, SASS hanya boleh dibuka ahlinya alias mekanik.

Masih nembak juga? Langsung aja atur ulang putaran air screw di karburator (gbr.2). Kalau putaran gak sesuai setingan pabrik, dapat menimbulkan suara letupan yang dimaksud. Bisa begitu karena sedikit banyak air screw dapat mangatur debit bensin yang dikirim oleh karburator.

Gak efektif? Lanjut membersihkan bagian dalam karburator seperti spuyer (gbr.3). Kalau main jet atau pilot jet tersumbat kerak bensin, hal itu bisa bikin suplai BBM terganggu. Efeknya? Sama saja, ruang bakar jadi lean alias miskin BBM.

Masih nembak juga? Berarti bisa lakukan cara terampuh namun paling menguras kantong. Apa tuh? “Sekalian saja upgrade pengapian pakai CDI racing. Di pasaran sudah banyak beredar CDI racing buat BeAT dari Rp 350-500 ribuan.

Dengan pakai CDI racing, diharapkan pembakaran bisa jadi lebih efektif dan maksimal. Tapi ingat! Kalau CDI sudah diganti, baiknya juga diikuti penggantian angka spuyer lebih besar. “Ya cukup naikan ukuran pilot jetnya satu step. Jangan kebanyakan, sebab knalpot masih mengandalkan bawaan standar,” tutup Jeffry.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Subtitusi Kampas Rem Depan Minerva R150, Mahal Tapi Mudah Didapat

February 13, 2010

>OTOMOTIFNET – Suara decit di bagian depan besutan Minerva R150, bikin risih kuping Herman Arif setiap menarik tuas rem. “Kadang saya suka gak pakai rem depan. Habis malu, udah kayak sepeda mini. Mau beli yang orisinal tapi jauh banget di Bekasi,” ucap warga Green Garden, Kedoya, Jakbar ini.


Gbr 1

Gbr 2

Nah, atas info temannya, kampas rem depan bisa dikawinsilangkan sama punya Honda. Benar gak sih? “Bisa, asalkan bertipe motor bebek yah, bukan yang sport. Sebab dari bentuk dan ketebalannya pun sama, jadi gak perlu ngubah apapun,” bilang Ijun, mekanik bengkel Mulia Mitra Motor (MMM). Harganya?

Milik Honda Supra X memang lebih mahal Rp 4 ribu dibanding price list Minerva hanya Rp 33 ribu, tetapi part alternatif ini lebih mudah didapat. Nah, sebelum praktik, kita kumpulkan dulu peralatannya. Yakni, kunci ring 8, 12, obeng min, slang akuarium dan kunci L-5.

Nah, sekarang ikuti caranya. Pertama, kendurkan dan lepas dua baut pengaman baut L yang ada di luar kaliper dengan obeng min (gbr.1). Kemudian, longgarkan dulu dua baut L di dalam lubang kaliper memakai kunci L-5 (gbr.2).

“Jangan sampai lepas, cukup dikendurkan. Sebab kalo kita lepas kaliper dulu, malah lebih susah kendorin baut L-nya,” pesannya. Lalu copot dua baut pengait kaliper di sok depan pakai kunci ring 12 (gbr.3), lalu copot kalipernya. Baru setelah itu lepas dua baut L yang sudah kita kendurkan.


Gbr 3

Gbr 4

Berikutnya, lepas kampas rem dari kaliper. Sekarang bandingkan milik Minerva sama Supra X, sama kan? (gbr.4). “Kalo begitu, langsung pasang deh kampas Honda yang mirip pinang dibelah dua,” canda pria bertubuh langsing ini.


Gbr 5

Urutan pemasangan sama seperti melepas tapi dalam hitungan mundur. Oh iya, sekalian cek semua kinerja perangkat cietnya.

Apa ada angin palsu yang ‘ngendon’ di slang. Sebab jika diabaikan, kerja pengereman kurang pakem. Caranya?

Mudah. Gunakan slang akuarium dan masukkan ke nipel di kaliper. Tarik tuas rem depan maju-mundur beberapa kali pakai tangan, lantas tahan jangan sampai lepas, lalu buka baut nipelnya pakai kunci ring 8 selama tiga detik dan kunci lagi.

“Kalo di dalam slang gak ada gelembung udara, berarti kaliper bebas dari angin palsu. Jika ada, ulangi cara tadi hingga gelembung udara di slang tersebut hilang,” bilang pria ini sambil menunjukkan langkahnya (gbr.5).

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Rem Belakang Suzuki Skydrive Lebih Pakem Pakai Kampas Rem RX-King

February 12, 2010

>OTOMOTIFNET – Dalam teknik berkendara, engine brake kerap dilakukan untuk membantu kerja rem dalam menghentikan laju motor. Nah ketika suatu motor tidak dapat memanfaatkan deselerasi mesin (engine brake) secara maksimal seperti di skutik, maka peran rem dituntut harus maksimal.

Hal itu tak terkecuali di skutik teranyar jebolan Suzuki, Skydrive. Namun begitu, sayangnya banyak pemilik si Dynamatic itu yang merasa rem belakangnya kurang oke. “Kalau handle ditarik penuh, rasanya rem belakang kurang menggigit,” keluh Abie, pemilik Suzuki Skydrive lansiran 2009. Ya iyalah.. kan gak punya gigi, hehe..

Tapi tenang! Sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan agar rem belakang Skydrive lebih sip yakni dengan memakai kampas rem belakang bawaan Yamaha RX-King (gbr.1). “Bagian kampas King lebih empuk dan tebal, otomatis rem jadi lebih menggigit,” yakin Ari Kristanto dari bengkel GMotor.

Oke langsung praktik ya! Pertama tebus dulu kampas rem belakang RX-King beserta per kampas ori seharga Rp 68 ribu. Emang sama? “Yups! Tapi kalau mau lebih klop, bagian ujung kampas RX-King (gbr.2) di gerinda dulu,” Yakin Ari.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Kalau sudah, langsung pasang yuk! Pertama, buka baut pengikat knalpot di blok mesin pakai kunci L-6. Setelah knalpot dilepas, dilanjutkan dengan mengendurkan baut pegangan knalpot dengan memanfaatkan kunci 14 (gbr.3).

Dari sini, pakai kunci ring 22 untuk membuka baut pengikat as roda belakang (gbr.4) sambil menekan tuas rem belakang. Setelah ban bisa dilepas, langsung aja lepas kampas rem Skydrive. Langsung ganti kampas dengan yang baru? Ow..ow… nanti dulu!

Nah berhubung posisi roda lagi lepas, biar afdol sekalian saja bersihin bagian teromol dan rumah dudukan kampas rem di blok CVT, dengan memakai kuas mungil atau sikat kawat. “Kalau peranti tersebut bersih, kinerja rem bisa lebih pakem,” tambahnya.

Sudah bersih? Lanjutkan dengan memasang kampas rem RX-King yang sudah ditebus tadi. Oh iya, jangan lupa pasang per kampas ori RX-King terlebih dulu sebelum kampas dipasang. Kalau sudah, berarti tinggal pasang pelek dan knalpot dengan membalik langkah yang sudah dilakukan dari awal.

Oke, monggo dicoba ya!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Mengurai Masalah Overheat Honda NSR, Tak Cukup Cuma Ngecek!

February 11, 2010

>OTOMOTIFNET – Anda mungkin sering dengar Honda NSR mengalami gejala overheat di mesin? Meski sudah dilengkapi radiator atau peredam panas mesin. Sayang, perangkat ini masih kurang maksimal, seperti curhatan Bayu Sukasah, pembesut setia Honda tipe sport ini.

“Waktu perjalan pulang dari kantor, saya lihat di indikator suhu mencapai huruf H alias panas, kenapa yah? Padahal saya rajin mengecek batasan air coolant di radiator,” tanya pria warga Warakas, Tanjung Priok, Jakut.

Menurut Adi Ramadia sebagai penasihat teknikal mesin di klub NSR Jakarta, biasanya terjadi pada salah satu part waterpumpnya. “Pastinya dari mechanical seal waterpump dan oil seal waterpump sudah rusak. Bisa karena faktor umur atau sudah getas. Bahkan, as kipas waterpump sudah tergores ringan. Kalo sudah begini ya harus diganti,” ucapnya sambil menunjukan komponen yang rusak (gbr.1).

Ciri-cirinya? Pertama, selain oli mesin tercampur air coolant, bisa dengan melihat jarum temperatur yang bergerak seiring naik turunnya gas. Sebab, gir penggerak rpm digerakkan gir waterpump yang biasa disebut gir pompa air. Semakin tinggi grip gas dipelintir, kian tinggi pula suhunya, jika bermasalah.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Kedua, dalam keadaan mesin mati, buka 3 baut penutup waterpump pakai kunci ring 8, lalu kick starter. Coba perhatikan, apakah kipas waterpump berputar saat kick starter diengkol. Kalau kipasnya gak bergerak berarti sil tersebut rusak.

Bagaimana kalau air radiatornya berkurang terus? Biasanya hal ini terjadi karena kebocoran di paking cylinder head. Mungkin juga menggunakan paking dengan material yang salah. Paking NSR seharusnya berbahan baja, bukan aluminium atau seng.

Sebagai bukti kebocoran pada paking cylinder head, yaitu asap knalpot terdapat air, busi basah oleh air dan kalau tutup radiator dibuka, air coolant luber keluar yang seharusnya air tersebut membentuk putaran.

“Sebenarnya bisa disiasati dengan cara mencoak sedikit pada paking silindernya. Gunanya, agar sirkulasi air radiator lebih lancar,” pesan Armyando pemilik bengkel Paddock Speed Clinic (PSC) dengan contohnya (gbr.2).

Ia pun menambahkan, overheating dapat juga dipicu dari masalah settingan pada karbu. Artinya, setting karbu terlalu kering pun bisa jadi indikasi lain penyebab panas (gbr.3). Mesin cenderung ‘ngempos’ dan terkadang timbulnya detonasi.

Selain itu, katup RC Valve pada posisi low bisa berpengaruh (gbr.4). “Karena, saat putaran mesin tinggi (6.000 rpm), kerja mesin justru terhalang katup RC Valve itu sendiri yang seharusnya di titik high atau tinggi,” jelas Adi dengan detailnya.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Saat Hujan, Mana Lebih Pakem?

February 11, 2010

>

OTOMOTIFNET – Punya fungsi mengurangi laju putaran roda. Rem diandalkan tiap pengendara untuk mengendalikan tunggangannya. Pada beberapa motor, ada dua jenis rem yang digunakan. Rem cakram dan teromol. Nah, di antara kedua jenis ini, mana yang lebih mampu mengurangi laju tunggangan dengan cepat?

BASAH DAN KERING
Perhatikan saja rem yang digunakan oleh motor. Ada yang menggunakan rem cakram serta menggunakan teromol di belakang. Ada juga yang kedua roda menggunakan rem cakram, ada pula yang menggunakan rem teromol pada kedua rodanya.

Meski sekarang, seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, penggunaan rem teromol pada kedua roda ditinggalkan. Terus ada yang tanya, memangnya lebih bagus mana sih?

Dilihat dari konstruksinya, keduanya memiliki keunggulan, seperti rem cakram memiliki pelepasan panas yang lebih baik ketimbang teromol yang tentunya lebih panas. Jadi, kampas rem cakram tidak cepat panas dan kehilangan daya cengkeramnya.

Untuk penggunaan yang lama, misal jalan menurun yang curam tentu rem cakram durabilitasnya lebih baik. Sementara itu, rem teromol pun tak berarti kalah total. Dengan permukaan gesek yang lebih banyak, cengkeramannya pun cukup baik, sayang lekas panas dan pembuangan panasnya lebih minim.

Tetapi, coba juga di jalan basah, dengan kondisi hujan. Ketika cakram terkena air, daya cengkeram kampas remnya tidak sesakti kala kering, sementara pada rem teromol dengan keuntungan sistem yang tertutup, air tidak mudah membasahi kedua permukaan, baik kampas rem maupun teromolnya.

Pada saat uji coba, pengereman dari kecepatan 50 km/jam hingga berhenti kala hujan, jarak pengereman sekitar 25 m, terasa rem depan yang menggunakan cakram sedikit licin, alias kurang cengkeramannya, sementara di belakang rem teromol tak berubah, hanya permukaan jalan lebih licin, membuat traksi ban berkurang. Ketika jalan kering, jarak pengereman lebih dekat, 20 m saja, kedua rem bekerja baik.

Namun saat mencoba di jalan menurun yang panjang, rem cakram menunjukkan kesaktiannya dengan mampu menahan laju tunggangan dengan baik, bahkan ketika hujan sekali pun. Meski awalnya agak ngeloyor, ketika rem digunakan terus-menerus, tampaknya cengkeraman kampas remnya semakin baik.

Kesimpulannya, rem cakram memang lebih unggul soal pengurangan laju tunggangan, meski kala basah, sedikit berkurang kemampuannya.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Cara memindahkan Tanaman Palem Phoenix

February 10, 2010

>

Anda memiliki tanaman Palem Phoenix berukuran besar dan ingin memindahkannya ke lokasi yang diinginkan? Seberapa luas menggali tanah dan bagaimana caranya agar duri-durinya tidak melukai?

Baca selengkapnya …

>Alternatif Pemasangan Stut Kopling Untuk Bebek

February 9, 2010

>OTOMOTIFNET – Banyak pengguna bebek mengganti sistem transfer tenaga atau kopling sistem otomatis ke manual. Alasannya; pengin akselerasi lebih responsif atau itu dilakukan buat bebek-bebek sudah agak berumur. Sebab biasanya otomatis koplingnya (OK) sudah ngambek minta diganti baru.

Lho, apa hubungannya? “Iya, karena kalo perangkat OK sudah aus, untuk mengganti diperlukan dana sekitar Rp 250-300 ribu. Kalau dibikin kopling manual memang tidak beda jauh biayanya, tapi kan masalah OK di atas, bisa dilupakan. Sebab memang sudah dilas mati,” ungkap Muhammad Amin dari Sam Motor (SM) coba menganalisa.

Sayangnya, hal itu juga punya konsekuensi sendiri, yakni dipstick perlu dimodifikasi atau dipotong biar tetap bisa dipakai.

“Wah, padahal dipstik (gbr.1) diciptakan pabrikan untuk memudahkan dalam hal mengecek volume dan kekentalan oli. Jadi masalah dong, kalau mengaplikasi kopling manual terus batang pengukur itu mentok dan kudu dimodifikasi (dipotong), jadi enggak bisa ngecek oli dengan benar,” pesan bapak satu anak ini. Betul…betul..betul!


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Tapi tenang, Anda tak perlu memotong dipstick. Ada cara gampang untuk mengakalinya. Intinya sih, penghalang dipstik harus dibasmi, he..he..he.. Mau tau caranya?

“Gunakan bor tangan dengan mata bor baja ukuran 12 mm, yang dibor rumah dudukan stut kopling (gbr.2). Tapi enggak usah khawatir, materialnya empuk kok, karena biasanya dibuat dari bahan aluminium,” ungkap mekanik ramah kelahiran Jakarta ini.

Masih belum jelas? Baiklah akan dipraktikkan di Suzuki Smash yang bak koplingnya sudah mengaplikasi cara ini (gbr.3).

“Untuk membuka bak kopling yang masih terpasang bisa gunakan kunci T-8, tapi jangan lupa untuk membuka knalpot dan footstep biar pengerjaan mudah,” ucapnya.

Tapi ingat, lihat dulu konstruksi rumah stut kopling, kalau terlalu mepet dengan las-lasan babetnya, penggunaan mata bor dapat disusutkan jadi ukuran 10 mm, “Pokoknya jangan ganggu las-lasan.

Khawatirnya malah mempengaruhi kekuatan pegangannya (gbr.4),” tutup mekanik yang membuka usahanya di kawasan Mesjid Bundar, Pal Batu, Menteng Dalam, Jakpus.

Bisa ngecek oli lagi, deh!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

>Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian

February 9, 2010

>


OTOMOTIFNETMemiliki tubuh lumayan besar, Yamaha Nouvo Z cukup nyaman digunakan untuk sehari-hari. Dengan jok panjang, lantas suspensi belakang pun sepasang, sehingga menurut beberapa orang, terasa lebih stabil dan nyaman.

Tapi, bukan tak mungkin kenyamanan ini dibarengi tarikan yang gahar. Seperti direkomendasi Mr. Testo, Yamaha Nouvo Z dengan piston berdiameter 63 mm ini dan sekaligus ini juga menjawab email Mr. Testo Friends yang masuk di mr.testo10@gmail.com.

LAWAN METROMINI

Kerap melewati lalu-lintas di Ibu Kota, bikin David, kerap mengandalkan Nouvonya untuk ke kantor. Kalau pakai mobil entah berapa lama ia akan sampai di tujuan, maklum supermacet.

“Belum lagi ada Metromini dan pengendara motor yang berseliweran,” ungkapnya. Akhirnya dipilih tunggangan roda dua. “Wah, kalau mesin standar sih kurang enak, nyalip Metromini lama,” tukasnya. Maka wajar kalau ia ingin Nouvo-nya galak di putaran menengah dan atas, buat nyalip-nyalip!

Racikan mesin diserahkan pada Kocek dari JP Racing, di kawasan Ciputat. “Itu gue bored-up aja, pakai piston Honda Tiger,” urai Kocek. Piston standar Nouvo yang berdiameter 50 mm pun membengkak jadi 63 mm.

“Pen pistonnya sih enggak diubah, sama-sama 15 (milimeter, red),” ungkapnya. Tak sekadar melebarkan mulut silinder, kepala silinder juga digarap. Cukup banyak komponen standar yang diberangus, masuk kardus. Klep diganti katup berdiameter 31 mm (in) dan 25,5 mm (ex).

Lantas noken as Kawahara K3 dipakai menggerakkan katup-katup yang per klep standarnya sudah ditambah lagi dengan per Honda Astrea Grand. “Kalau derajat noken asnya lupa!” kata Kocek yang kocak itu.


Piston Tiger, Tak Perlu Ubah Pen Piston

Per CVT, penentu akselerasi di putaran tengah

Race logic dikalibrasi dengan satelit

Karburator Keihin PE 28, sejuta umat karena karburasi akurat

Saluran masuk dan buang pun diporting agar aliran gas buang maupun bahan bakar yang masuk lebih lancar dan cepat melewati klep-klep yang sudah besar-besar itu. Nah, karburasi bahan bakarnya, digodok dalam karburator Keihin PE 28 yang jadi standar Honda NSR-SP.

Karburator ‘sejuta umat’ ini dipercaya mampu meracik udara dan bensin dengan baik, ke ruang bakar yang kini berisi piston Honda Tiger, namun masih pakai koil dan CDI standar itu.

Beranjak ke penyalur daya, pada rumah CVT ini cukup banyak ubahan. Seperti penggantian per CVT yang lebih keras dengan Kawahara 1.500 rpm.

“Kalau puli diubah sudutnya, jadi 13,5 derajat,” terang Kocek. Perubahan sudut puli ini berpengaruh pada percepatan beltnya bergeser, bukan? Sehingga akselerasi yang diinginkan pun didapat.

Sementara belt CVT-nya sih tetap standar, hanya roller ditukar. Kawahara juga, dengan berat 10 gram 3 buah, 3 buah lagi 8 gram. Saat dicoba Mr.Testo, tarikan Nouvo David memang cukup enak dipakai untuk lalu-lintas perkotaan. Begitu putaran menengah dan atas, tarikannya lebih cepat dibanding standarnya.

“Menyusul Metromini pun bisa lebih cepat!” kata David. Meski tidak untuk balapan, racikan seperti ini cukup bermanfaat untuk sehari-hari, bisa lebih cepat sampai di tujuan, dengan selamat tentunya.

Daftar komponen

Piston Tiger
125 ribu
Bubut Boring
200 ribu
Kem
350 ribu
Klep (ubah plus pasang)
800 ribu
Noken As
350 ribu
Roller/Set
75 ribu
Per CVT
75 ribu
Karburator Keihin PE28
600 ribu
Hasil tes

akselerasi

0-100 km/jam
13 detik
0-201 M
16 detik

Sumber : ototips.otomotifnet.com