Archive for the ‘TVS’ Category

>Pilihan Paket Bore Up TVS, Tanpa Extreme Bikin Nendang!

December 23, 2010

>

Jakarta – Mau membore-up motor TVS (Apache RTR 160, Rockz 125 atau Neo 110 X3i)? Bisa! Gak perlu pusing. Karena sekarang beberapa bengkel siap melayani kebutuhan Anda, yup dalam kemasan paket. Soal harga, juga bervariatif, sesuai isi kantong.

Contoh RTR. “Bisa pasang piston Honda Tiger versi aftermarket berlabel NPR berdiameter 63,5 mm. Kapasitas ruang bakar jadi 167,4 cc. Lalu porting-polish, ganti koil racing merek Protec, naikin spuyer dan aplikasi knalpot freeflow SKR,” urai Choky, kepala mekanik Ultra Speed di Jl. H. Mencong No. 42 Ciledug, Tangerang

Begitu juga kata Adrian, bos Adrian Motor di Jl. Raya Jatiwaringin No. 251, Pd. Gede, Bekasi. “Selain aplikasi seher Tiger standar merek NPP, saya juga aplikasi CDI BRT, porting-polish dan pasang knalpot custom model freeflow. Gak ekstrem sih, tapi dijamin lebih nendang,” ungkapnya.

Lalu buat RockZ 125, Ujang, kepala mekanik Phoenix Custom yang ngepos di Jl. Raya Bekasi Timur No.2, Cipinang, Jaktim, andalkan piston Suzuki Thunder 125 diameter 58 mm (oversize 100) berlabel NPR.

“Kapasitas ruang bakar jadi 128,9 cc. Meski tidak heboh, tapi dijamin makin ngacir. Sebab ubahan lainnya adalah porting-polish, ganti knalpot freeflow dan aplikasi booster pengapian APS,” kekeh mekanik berpengalaman lebih dari 10 tahun ini.

Tak ketinggalan, untuk dongkrak performa TVS Neo X3i 110, Ujang juga lakukan hal sama. “Bedanya untuk motor tipe ini, saya aplikasi piston Kawasaki Blitz Joy diameter 56 mm merek NPR. Volume ruang bakarnya jadi 120,1 cc,” imbuhnya.

Sama halnya dilakukan Choky. Untuk memperbesar kapasitas ruang bakar Rockz 125, pria pengalaman lebih dari 3 tahun ini aplikasi seher Suzuki Thunder 125 oversize 150, berdiameter 58,5 mm berlabel NPR. Kapasitas mesin jadi 131,1 cc.

Nah bagi motormania pembesut produk TVS seperti disebut tadi yang berencana bore-up mesinnya, sebagai gambaran dan pertimbangan, bisa sambangi bengkel di atas.

Daftar Paket Bore-Up
Apache RTR RockZ 125 Neo X3i 110
Ultra Speed
(021-93858080)
Bore-up 167,4 cc = Rp 1.060.000.

Isi paket: piston NPR 63,5 mm, porting-polish, spuyer, koil Protec, knalpot SKR. Pengerjaan 2 hari.

Bore-up 131,1 cc = Rp 1.250.000.

Isi paket: piston NPR 58,5 mm, porting-polish, spuyer, koil Protec, knalpot SKR, CDI racing. Pengerjaan 2 hari.

Bore-up 124,5 cc = Rp 1.320.000.

Isi paket:piston NPR 57 mm, porting-polish, spuyer, koil Protec, per kopling racing, knalpot SKR, CDI racing. Pengerjaan 2 hari.

Phoenix Custom
(0812-10116060)
Bore up 167,4 cc = Rp 1.685.000.

Isi Paket: piston NPR 63,5 mm, porting-polish, spuyer, APS booster, per kopling racing, knalpot freeflow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Bore-up 131,1 cc = Rp 1.270.000.

Isi paket: piston NPR 58,5 mm, porting-polish, spuyer, APS booster, per kopling racing, knalpot free flow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Bore-up 120,1 cc = Rp 1.235.000.

Isi paket:piston NPR 56 mm, porting-polish, spuyer, APS booster, per kopling racing, knalpot free flow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Adrian Motor
(021-94268128)
Bore-up 167,4 cc = Rp 1.750.000.

Isi Paket: piston NPP 63,5 mm, porting-polish, spuyer, CDI BRT, knalpot free flow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Bore-up 131,1 cc = Rp 950 ribu.

Isi paket: piston NPP 58,5 mm, porting-polish, spuyer, knalpot free flow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Bore-up 120,1 cc = Rp 950 ribu.

Isi paket: piston NPR 56 mm, porting-polish, spuyer, knalpot free flow stainless. Pengerjaan 3 hari.

Catatan Diameter x langkah = 62 x 52,9 = 159,7 cc Diameter x langkah = 57 x 48,8 = 124,5 cc Diameter x langkah = 53,5 x 48,8 = 109,7 cc

Sumber : ototips.otomotifnet.com

var geo_Partner = ‘d9d498ef-9201-4636-96ba-379cf375149f’; var geo_isCG = true;

>Upgrade CDI Pada TVS Neo X3i, Cukup Untuk Tingkatkan Power

December 22, 2010

>

Jakarta – Produk sepeda motor asal India kini gak bisa dipandang sebelah mata. Meski belum lama berkiprah di Tanah Air, performanya cukup teruji dan bisa diandalkan. Salah satunya, TVS Neo X3i. Bebek ini di kancah balap road race mampu menandingi motor-motor buatan Jepang, lo.

Seperti yang ditunjukkan salah satu tim main dealer TVS dari Banjarmasih, Kalsel (PT Budi Bersaudara Makmur) saat kejurnas MotoPrix region IV Juni silam di sirkuit Balipat Binuang. Neo X3i milik tim TVS BMP yang dijoki bocah 16 tahun, M Ismail tersebut mampu menyabet podium 1 dan 2 di kelas MP 6 dan MP 5.

Baru ada CDI BRT untuk perbaiki timing pengapian. Salah satu kabel (cokelat) dari soket tambahan mesti dihubungkan ke jalur setrum di flasher sein.

Itu hanya sebagai gambaran bahwa produk ‘Indiahe’ jangan dipandang remeh. Jadi bagi yang telah menebus motor seharga on the road Rp 11,5 juta untuk Jakarta dan sekitarnya ini, boleh berbangga diri. Karena performa Neo X3i tak kalah dengan produk-produk dari negeri Matahari Terbit.

Memang sih part-part performanya belum begitu banyak. Tapi ada kok beberapa produsen part aftermarket yang sudah menggarap peranti pendongkrak tenaganya. Salah satunya otak pengapian alias CDI. Namun baru ada satu pemain yang sudah bikin CDI racing motor ini, yaitu BRT from Cibinong, Jabar.

“Kami sudah bikin beberapa tipe CDI untuk motor ini. Termasuk tipe programable untuk kepentingan kompetisi,” bilang Heri dari bagian technical service PT Trimentari Niaga, produsen CDI BRT. Tapi bisa juga kok dipakai buat harian. Karena, lanjut Heri, kurva pengapian dasarnya memang disetting untuk mesin standar. Mirip kurva pengapian pada BRT tipe Neo Hyperband single map.

Nah, penasaran kan pengin tau khasiat CDI yang dimaksud Heri? Apakah mampu memperbaiki performa mesin Neo X3i dengan baik atau tidak? Yuk, kita coba buktikan sendiri. CDI BRT yang kami pilih adalah tipe I-Max Remote 16 Step seharga Rp 860 ribu.

Untuk mengukur peningkatan tenaga yang mampu dihasilkan, kami menggunakan mesin dyno test merek Dynojet 250i buatan Amerika. Neo X3i yang dipakai buat objek pengetesan CDI ini jarak tempuhnya masih di bawah 5.000 km dengan bahan bakar Premium. Lalu joki dyno-nya punya berat badan 60 kg (beda bobot joki pasti akan berbeda hasilnya).

Mula-mula kemampuan CDI standar bawaan motor diukur terlebih dulu selama 4 kali run. Hasilnya peak power motor ini terukur sebesar 6,87 dk di putaran 7.300 rpm. Sedang torsi puncaknya mencapai 5,50 lb.ft (7,45 Nm) di putaran yang cukup rendah, yakni di 3.400 rpm. Karakter torsi sperti ini biasa akselerasi di putaran awal akan langsung terasa mengentak.

Lalu CDI diganti pakai BRT I-Max Remote 16 step. Oh iya, jika pakai CDI ini, perlu pakai soket tambahan yang salah satu kabelnya dihubungkan ke jalur listrik (+) di flasher sein yang letaknya di bawah boks bagasi. “Soketnya kami sediakan dalam paket pembelian. Kabel dari soket yang dihubungkan ke kabel setrum di flasher sein warnanya cokelat,” terang Heri.

Hasil pengujian dyno ketika pakai CDI ini, mampu mengerek tenaga maksimum Neo X3i hingga 7,04 dk di putaran 7.700 rpm. Peningkatannya tidak terlalu signifikan memang. Tapi kalau Anda perhatikan grafik dyno-nya, CDI mampu mengoreksi tenaga Neo X3i di 7.300 rpm hingga putaran puncak. Efek yang akan dirasakan, tenaga akan terasa makin ‘ngisi’ di putaran segitu sampai atas.

Sementara torsi maksimumnya di 3.400 rpm agak turun sedikit jadi 5,43 lb.ft (7,36 Nm). Namun di 7.200 rpm, torsinya kembali dikoreksi jadi lebih baik hingga putaran puncak. “Meski peak power-nya enggak naik banyak, tapi power band-nya makin luas. Tenaga di putaran atas jadi lebih baik,” analisa Heri.

Tertarik?

Penulis : DiC | Editor : AZ | Foto : DiC

var geo_Partner = ‘d9d498ef-9201-4636-96ba-379cf375149f’; var geo_isCG = true;

>Upgrade Performa TVS RTR 160

December 17, 2010

>

Jakarta – Pencinta TVS Apache RTR 160 emang kian berjibun. Terbukti, tak sedikit pula yang menanyakan part performanya. Nah, makanya buat panduan, berikut ini kami bahas, beberapa komponen pendongkrak power yang bisa diaplikasi. Di antaranya koil Protec, busi Denso Iridium dan pilot jet berlabel Xtreme.

Demi membuktikan, kami uji pada besutan rilisan PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) standar yang baru menempuh jarak 4.000 km dan alat tesnya mesin dynamometer DYNAmite milik bengkel Ultraspeed Racing (UR) di Jl. H. Mencong No. 42 Ciledug, Tangerang.

Kondisi standar, power maksimalnya 15,94 dk/7.782 rpm dan torsi puncak 15,02 Nm/7.070 rpm. Setelah aplikasi ketiga peranti di atas, jadi 16,87 dk/8.597 rpm dan torsi 15,60 Nm/7.000 rpm. Ini berari ada kenaikan tenaga 0,93 dk dan torsi 0,58 Nm.

Lumayan juga cuy! Budget yang dikeluarin juga terbilang ekonomis, Rp 315 ribu. Yang jelas masih andalkan part orisinalnya. Mau tahu apa saja ubahan yang dilakukan Freddy A. Gautama, bos UR ini? Mari..
Koil Protec

Guna dongkrak pengapian, Freddy aplikasi koil Protec yang didesain khusus untuk motor yang sudah mengusung otak pengapian TCI (Transistor Control Ignition). Harganya terjangkau, yakni Rp 210 ribu.

“Sistem pengapian RTR bukan mengusung sistem CDI, melainkan TCI. Produk aftermarket-nya belum banyak beredar di pasaran. Ya untuk saat ini saya baru mengandalkan peranti ini,” akunya.

Busi Denso Iridium bantu tingkatkan proses pembakaran lebih maksimal. Koil Protec dipercaya dongkrak pengapian


Busi Denso Iridium

Untuk meningkatakan letikan api di ruang bakar agar makin optimal, busi orisinal bawaan motor diganti Denso Iridium IU 24. Di pasaran bisa ditebus dengan dana kisaran Rp 80 – 90 ribu.

“Kelebihan busi ini elektrodanya lebih kecil, sehingga letikan bunga api lebih fokus serta apinya lebih besar dibanding busi standar. Ujungnya pembakaran meningkat dan tenaga pun akan bertambah,” imbuh Triyono, mekanik UR.

Pilot Jet

Berhubung pengapian di ruang bakar meningkat, ujungnya butuh suplai BBM lebih banyak agar pembakaran lebih optimal. Solusinya, pilot jet standar ukuran 15 diganti dengan ukuran 17,5 berlabel Xtreme. Ongkos tebusnya Rp 25 ribu. “Ukuran ini yang paling pas. Kalau dipasang dengan ukuran lebih besar lagi, campuran bensin malah kebasahan (terlalu banyak),” tutup Freddy. (motorplus.otomotifnet.com)

Hasil Dyno
Standar Upgrade Kenaikan
Power 15,94 dk/7.782 rpm 16,87 dk/8.597 rpm 0,93 dk
Torsi 15,02 Nm/7.070 rpm 15,60 Nm/7.000 rpm 0,58 Nm

Part
Koil Protec Rp 210 ribu
Busi Denso Iridium Rp 80 ribu
Pilot jet Rp 25 ribu
Total Rp 315 ribu

Sumber : ototips.otomotifnet.com

var geo_Partner = ‘d9d498ef-9201-4636-96ba-379cf375149f’; var geo_isCG = true;

>Upgrade Performa TVS NEO X3I

December 14, 2010

>

Jakarta – Yuk, kita bahas langkah-langkah upgrade TVS Neo X3i. Kali ini untuk menaikkan performa, tak banyak komponen yang disematkan. Lebih terkonsentrasi pada perbaikan aliran bahan bakar.

Tepatnya dari karbu, kepala silinder sampai knalpot. Tapi hasilnya tak mengecewakan, karena berdasarkan pengukuran pakai dynamometer DYNOmite milik bengkel Ultraspeed Racing di kawasan Ciledug, Tangerang, terjadi kenaikan tenaga 1,13 dk. Saat standar hanya 9,04 dk/7.300 rpm, menjadi 10,17 dk/8.319 rpm.

Sayang torsi puncak sedikit menurun, dari 9,92 Nm jadi 9,73 Nm. Namun karakternya tetap lebih bagus setelah dioprek, karena berdasarkan grafik hasil dyno, nafas di putaran atas terbaca jauh lebih panjang.

Oh iya, ubahan dilakukan oleh kolaborasi Bie Hau dan Aming dari bengkel Mandiri Maju Motor, di Jl. Joglo Raya No.230, Jakbar. Mau tahu detailnya? Yuk simak terus.

KEPALA SILINDER

Menurut Bie Hau, setelah diamati bentuk dan ukuran saluran masuk terlalu kecil dan panjang. Lantaran meskipun pakai klep in 25 mm, namun lubang masuk hanya 18,5 mm. Makanya mekanik yang biasa bikin motor drag ini mengoreksi pakai mata bor tuner. “Dibesarin jadi 20 mm, dan alurnya dibikin lebih lancar biar gas speed makin cepat,” urainya. Sedang lubang exhaust cuma dihalusin. “Diamaternya sudah pas.”

Saluran masuk di-porting & polish, karena standarnya terlalu kecil

KNALPOT

Pelepas gas buang mengandalkan tipe freeflow, tepatnya merek SKR. Karakter knalpot rancangan Misjaya ini memang plong dan mampu menyalurkan gas buang lebih cepat. Pada bagian leher, dibikin lurus dulu ke bawah, baru belok ke belakang. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan arah lubang buang yang memang lurus ke bawah.

Intake manifold pun tak luput dari mata pisau tuner

KARBURATOR

Menyesuaikan ubahan di sektor kepala silinder dan lancarnya gas buang, suplai bahan bakar mesti ditingkatkan. “Setelah dicoba, cukup pilot jet naik 2 tingkat dari 17,5 jadi 22,5, sedang main jet tetap standarnya,” terang Aming sambil bilang pilot jet sama dengan milik Suzuki Shogun.

Data performa :
Standar Upgrade Kenaikan
Tenaga 9,04 dk/7.300 rpm 10,17 dk/8.319 rpm 1,13 dk
Torsi 9,92 Nm/8.400 rpm 9,73 Nm/6.156 rpm -0,19 Nm
Part dan Jasa :
Knalpot Rp 150.000
Spuyer + Jasa Rp 300.000
Total Rp 450.000

Sumber : ototips.otomotifnet.com

var geo_Partner = ‘5fad2c58-e266-4307-a320-e57f7ac8e9c0’; var geo_isCG = true;

>Seting Sokbreker Depan TVS Apache RTR Khusus Buat Rider Berbodi Imut

January 24, 2010

>OTOMOTIFNET – Postur tubuh Anda kurang tinggi, sehingga sedikit kesusahan saat harus menunggangi motor model sport? Tak usah bingung maupun berkecil hati, Bro! Pasalnya semua masalah, pasti ada solusinya, kok. Baik diatasi sendiri atau minta bantuan orang lain.

Sebut saja Aye Rachman, karyawan swasta warga Srengseng, Jakbar. Lantaran postur tubuhnya kurang jangkung, yakni 163 cm, saat bawa besutan anyarnya TVS Apache RTR 160 agak sedikit ribet, apalagi saat berhenti di perempatan.

Lho, kenapa Bang? “Kaki mesti jinjit biar tunggangan enggak jatuh. Terlebih kalo pas di lampu merah perempatan. Sambil nunggu lampu hijau, motor goyang ke kiri-kanan karena kaki kiri dan kanan gantian menopang ke aspal,” kisah Aye.

Tak ingin hal itu dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain, pria umur 28 tahun yang gemar mengoprek motor sendiri ini ambil solusi menurunkan sok depannya agar kedua kaki bisa menapak ke aspal secara maksimal. Oh ya, trik ini juga bisa diterapkan buat kuda besi sport merek lain, ya!


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Namun sebelum acara bongkar-membongkar dimulai, terlebih dulu pria berkacamata minus ini mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, antara lain; kunci ring 12, 13 dan kunci L-5, L-6.

Pertama, mari posisikan tunggangan pada standar tengah. Lalu kendurkan 2 baut pengikat segitiga bagian bawah (kiri dan kanan) pakai kunci ring-13 (gbr.1). Dilanjutkan mengendurkan 2 baut pengikat segitiga bagian atas (kiri dan kanan) pakai kunci L-6 (gbr.2).

Kemudian turunkan standar tengah, sambil setang didorong ke bawah. “Kalau bagian ini pernah diutak-atik, biasanya tabung sok langsung nongol ke atas, serta setang ikut turun. Tapi kalau belum pernah dibongkar atau masih bawaan pabrik, hal itu tidak akan terjadi karena setang masih mengapit tabung sok,” ujar pria bertopi ini.

Terus solusinya? Tenang, enggak usah buru-buru! Posisikan tunggangan pada standar tengah kembali. Lantas buka cover setang dengan cara melepas 2 bautnya pakai kunci L-5 (gbr.3). Lalu lepas 2 baut pengikat setang (kiri dan kanan) pakai kunci ring 12 (gbr.4).

“Kalau sudah, turunkan lagi standar tengahnya. Nah, dari situ pastilah kedua tabung sok depan akan nongol ke atas. Barulah posisi ketinggian sok depan disesuaikan dengan postur tubuh Sampeyan,” anjur pria humoris ini.

Bila posisi sudah pas, baut segitiga bawah dan atas dikencengin lagi, dilanjutkan menurunkan setangnya. “Nah kalau lebih pendek begitu kan lebih baik. Baik untuk kenyamanan dan untuk keselamatan,” tutup pria ramah ini.

Sumber : ototips.otomotifnet.com